
Pramuka adalah gerakan kepanduan yang didirikan di Indonesia pada tahun 1961. Gerakan ini bertujuan untuk membentuk karakter anak-anak muda Indonesia yang tangguh, mandiri, dan berbudaya. Pramuka juga bertujuan untuk mengembangkan kecakapan hidup, keterampilan, serta membantu dalam memahami dan menghargai lingkungan hidup.

Gerakan Pramuka di Indonesia didirikan oleh Soemitro Djojohadikusumo. Soemitro terinspirasi oleh gerakan kepanduan di Inggris yang dia lihat selama dia belajar di sana pada tahun 1950-an. Setelah kembali ke Indonesia, Soemitro memutuskan untuk memperkenalkan gerakan kepanduan di tanah airnya dan Pramuka pun didirikan.
Pramuka dibagi menjadi beberapa tingkatan, yaitu Siaga (usia 7-10 tahun), Penggalang (usia 11-15 tahun), Penegak (usia 16-20 tahun), dan Pandega (usia 21-25 tahun). Setiap tingkatan memiliki ciri khas dan kegiatan yang berbeda-beda.
Tingkatan pertama Pramuka adalah Siaga. Di tingkatan ini, anak-anak diperkenalkan dengan prinsip-prinsip dasar Pramuka, seperti Janji Pramuka dan Dasa Darma. Mereka juga diajarkan untuk berperilaku sopan, menghargai orang lain, serta memahami lingkungan sekitar mereka. Kegiatan Siaga biasanya berupa permainan, belajar membuat simpul, dan latihan dasar kepanduan.
Tingkatan kedua Pramuka adalah Penggalang. Di tingkatan ini, anak-anak mulai diajarkan untuk menjadi lebih mandiri dan bertanggung jawab. Mereka juga mulai diperkenalkan dengan kegiatan-kegiatan yang lebih rumit, seperti camping dan hiking. Kegiatan Penggalang biasanya meliputi belajar membuat api unggun, belajar berjalan di alam bebas, dan belajar memasak.
Tingkatan ketiga Pramuka adalah Penegak. Di tingkatan ini, anak-anak mulai belajar untuk memimpin dan mengorganisir kegiatan-kegiatan Pramuka. Mereka juga mulai diperkenalkan dengan keterampilan yang lebih tinggi, seperti pertolongan pertama dan penggunaan peta dan kompas. Kegiatan Penegak biasanya meliputi belajar membuat tenda, belajar membuat jembatan sederhana, dan belajar membuat radio sederhana.
Tingkatan terakhir Pramuka adalah Pandega. Di tingkatan ini, anak-anak mulai mempersiapkan diri untuk menjadi pemimpin di Pramuka. Mereka juga diajarkan untuk mengembangkan kemampuan mereka dalam bidang tertentu, seperti fotografi, musik, atau bahasa asing. Kegiatan Pandega biasanya meliputi belajar membuat film dokumenter, belajar membuat website, dan belajar menulis artikel.
Selain kegiatan yang bersifat kepanduan, Pramuka juga sering melakukan kegiatan sosial dan pengabdian kepada masyarakat. Misalnya, Pramuka sering membantu dalam kegiatan bakti sosial.
Di SMA Negeri 1 Bukit kemuning, Pramuka dibawah binaan Pak Desman Haryadi, S.Pd dan Ibu Nurliana Sitohang, S.Pd.